Hai !! Welcome to my blog tuts.hitam.putih n_n

Hai !! Welcome to my blog tuts.hitam.putih n_n

Friday, October 28, 2011

Penalaran Itu Apa Sih?

Pengertian Penalaran

Penalaran adalah suatu proses berpikir yang berusaha menghubungkan fakta-fakta atau evidensi-evidensi yang diketahui menuju kepada suatu kesimpulan. Penalaran merupakan sebuah proses berpikir untuk mencapai suatu kesimpulan yang logis

Proposisi
fakta-fakta yang telah dirumuskan dalam kalimat-kalimat yang berbentuk pendapat atau kesimpulan. Sebuah pernyataan dapat dibenarkan bila terdapat fakta - fakta untuk membuktikannya atau sebaliknya.  

Contoh :   1. Semua manusia akan mati pada suatu waktu.
                 2. Beberapa orang Indonesia memiliki kekayaan yang berlimpah-limpah.
                 3. Kota Bandung hancur dalam perang dunia kedua karena bom atom.
                 4. Semua gajah telah punah tahun 1980.
Kalimat 1 & 2 : Proposisi yang dapat dibuktikan kebenarannya
Kalimat 3 & 4 : Proposisi yang dapat ditolak karena faktafaktanya menentang kebenaran.
*Proposisi selalu berbentuk kalimat, tetapi tidak semua kalimat adalah proposisi.
*Proposisi merupakan fasil dari rangkaian pengertian.

Interferensi dan Implikasi
Inferensi --> Inferre (Latin) --> menarik kesimpulan
*Inferensi adalah kesimpulan yang diturunkan dari apa yang ada atau dari fakta – fakta yang ada.
Implikasi --> Implicare (Latin) --> melihat / merangkum
*Implikasi juga dapat diartikan sesuatu yang dianggap ada karena sudah dirangkum dalam fakta atau evidensi itu sendiri

Wujud Efidensi
Efidensi --> semua fakta yang ada, semua kesaksian, semua   informasi, atau autoritas yang dihubungkan untuk   membuktikan suatu kebenaran
v Fakta dalam kedudukan sebagai evidensi tidak boleh dicampur-adukan dengan apa yang dikenal
   sebagai pernyataan atau penegasan
v Pernyataan tidak mempunyai pengaruh apapun terhadap evidensi, hanya sekedar menegaskan
   apakah suatu fakta benar atau tidak
v Dalam wujudnya yang paling rendah evidensi itu berbentuk data atau informasi
v Fakta adalah sesuatu yang sesungguhnya terjadi atau sesuatu  yang ada secara nyata
Cara Menguji Data
1. Observasi  : melakukan peninjauan untuk lebih meyakinkan dirinya sendiri dengan
    mengadakan peninjauan atau observasi singkat untuk mengecek data atau     informasi itu.
2. Kesaksian  : meminta keterangan dari orang lain, yang telah mengalami sendiri atau
    menyelidiki sendiri persoalan itu.
 3. Autoritas  : meminta pendapat dari seorang ahli atau mereka yang telah menyelidik fakta-fakta 
     itu dengan cermat, memperhatikan semua kesaksian, menilai semua fakta kemudian   
     memberikan pendapat mereka sesuai dengan keahlian mereka di bidang itu.

Cara Menguji Fakta
 
1. Konsistensi  : Tidak ada satu evidensi yang bertentangan atau melemahkan evidensi yang lain, maka argumentasi itu tidak akan meyakinkan pembaca atau pendengar.
2. Koherensi  : fakta yang digunakan sebagai evidensi harus koheren dengan pengalaman manusia atau sesuai dengan pandangan juga sikap yang berlaku. Penulis harus meyakinkan pembaca untuk menerima fakta-fakta dan jalan pikiran yang dikemukakannya.

Cara Menguji Autoritas
Untuk menilai suatu autoritas, penulis dapat memilih beberapa pokok berikut :
ØTidak Mengandung Prasangka :
   pendapat itu disusun berdasarkan pada hasil-hasil eksperimental yang dilakukannya. Pengertian tidak mengandung prasangka juga mencakup hal lain, yaitu bahwa autoritas tidak boleh memperoleh keuntungan pribadi dari data-data eksperimentalnya. Bila faktor-faktor itu tidak mempengaruhi autoritas itu, maka pendapatnya dapat dianggap sebagai pendapat yang obyektif.
ØPengalaman dan Pendidikan Autoritas :
   Pendidikan yang diperoleh menjadi jaminan awal dan harus dikembangkan lebih lanjut dalam kegiatan-kegiatan sebagai seorang ahli yang diperoleh melalui pendidikannya tadi. Pengalaman yang diperoleh autoritas dengan penelitian yang dilakukannya dan mempresentasikan hasil-hasil penelitian juga pendapatnya, akan lebih memperkokoh kedudukannya, dengan catatan bahwa syarat pertama diatas harus diperhatikan
ØKemashuran dan Prestise :
  Meneliti apakah pernyataan atau pendapat yang akan dikutip sebagai autoritas itu hanya sekedar bersembunyi dibalik kemashuran dan prestise pribadi dibidang lain. Sering terjadi bahwa seseorang yang menjadi terkenal karena prestise tertentu, dianggap berwenang pula dalam segala bidang. Selama apa yang dikatakannya hanya merupakan pendapat, maka tidak menjadi masalah. Tapi sangat menyedihkan bila pendapatnya itu dikutip dan diperlakukan sebagai suatu autoritas, tanpa   mengadakan penelitian sampai dimana kebenaran pendapat itu dan dasar-dasar mana yang dipakai dan diandalkan untuk menyusun pendapat itu.
ØKoherensi dengan Kemajuan:
  Pendapat yang diberikan autoritas itu sejalan dengan perkembangan dan kemajuan jaman, atau koheren dengan pendapat atau sikap terakhir dalam bidang itu. Untuk memperlihatkan bahwa penulis sungguh-sungguh siap dengan persoalan yang tengah diargumentasikan, maka sebaiknya seluruh argumentasi itu jangan didasarkan hanya pada satu autoritas. Dengan bersandar pada satu autoritas saja, maka hal itu memperlihatkan bahwa penulis kurang menyiapkan diri.

Daftar Pustaka :
http://id.wikipedia.org/wiki/Penalaran
http://www.wattpad.com/662085-bab-2-penerapan-penalaran-berbahasa
Gorys Keraf, Argumentasi dan Narasi. Jakarta : Gramedia.