Hai !! Welcome to my blog tuts.hitam.putih n_n

Hai !! Welcome to my blog tuts.hitam.putih n_n

Tuesday, December 28, 2010

Lagu ciptaanku

Para pembaca blog ku.. 
Aku sedang terinspirasi untuk membuat lagu rohani ni..
Berdasarkan apa yang aku rasakan, semoga lirik lagu ini bermanfaat yah..
Thx all..

DalamMu Tuhan aku berlindung
Jadilah gunung batu dan perlindunganku
Kedalam tanganMu aku berserah
Engkau membebaskanku dari musuh-musuhku

*Engkau menuntunku lewati lembah kekelaman

Reff :
Kuasa Tuhan s’lalu bekerja
Di dalam hatiku, di setiap waktu
Tangan Tuhan s’lalu menopang hidupku
Sungguh hatiku melekat padaMu
Yesus penolongku, ku aman bersamaMU

Peran Sektor Pariwisata bagi Perekonomian Indonesia

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah menyertai saya hingga makalah ini selesai. Tanpa pernyertaanNya, saya tidak akan sanggup menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Makalah ini saya buat agar pembaca dapat menambah ilmu pengethuan dan memperluas wawasan tentang “ PERANAN SEKTOR PARIWISATA BAGI PEREKONOMIAN INDONESIA “ , dengan informasi – informasi yang saya dapatkan dari berbagai sumber. Banyak hal yang menjadi penghalang atau rintangan bagi saya dalam membuat makalah ini. Tetapi hal ini tidak membuat saya menyerah dalam menyusun makalah ini.
Makalah ini akan mengupas hal –hal yang berkaitan dengan Sektor Pariwisata di Indonesia, seperti bagaimana perkembangan sektor pariwisata Indonesia, contoh sektor pariwisata, kinerja sektor pariwisata, dampak dari sektor tersebut, dan bagaimana strategi pengembangan sektor pariwisata untuk menanggulangi kemiskinan di Indonesia.
Saya mengucapkan terimakasih kepada Ibu Yusye Milawaty sebagai dosen mata kuliah Perekonomian Indonesia yang telah membimbing saya dalam menyusun makalah ini.
Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat dan menambah wawasan bagi pembaca. Masih banyak kekurangan dalam makalah ini, oleh karena itu saya mohon kritik dan saran demi hasil yang lebih baik. Terima kasih.




Penulis


DAFTAR ISI


KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
BAB II PEMBAHASAN
B. PERKEMBANGAN SEKTOR PARIWISATA INDONESIA
C. CONTOH SEKTOR PARIWISATA
D. KINERJA SEKTOR PARIWISATA
E. DAMPAK DARI SEKTOR PARIWISATA
F. STRATEGI PENGEMBANGAN SEKTOR PARIWISATA UNTUK MENANGGULANGI KEMISKINAN
BAB III PENUTUP
G. SIMPULAN
H. KATA PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA




Bab I Pendahuluan
A. Latar Belakang
Bank Dunia, PBB, dan organisasi dunia lainnya sudah mengakui bahwa pariwisata adalah bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan sosial dan ekonomi manusia. Hal ini dirasakan oleh Negara-negara yang ada, termasuk Indonesia.
Kegiatan pariwisata Indonesia sungguhlah perlu dibangun dan dikembangkan secara sistemik jika kita tinjau dalam ukuran ekonomi makro.
Apalagi ekonom Faisal Basri pun pernah mengatakan “Sektor pariwisata akan menjadi ujung tombak perekonomian pada periode pemerintahan 2009-2014 mendatang”.
Melihat pengakuan di atas, tentunya membahas sektor pariwisata sangatlah penting dalam membangun perekonomian Indonesia.

Bab II Pembahasan
B. Perkembangan Sektor Pariwisata Indonesia
Pada tahun 1990-1996, Indonesia menikmati dampak dari meningkatnya pariwisata dunia. Sejak akhir tahun 1997 dimana badai krisis menerjang Indonesia, Indonesia melakukan revitalization dan positioning sector kegiatan pariwisata.
Jumlah wisatawan mancanegara saat ini pun semakin meningkat, bahkan telah terjadi perubahan pola konsumsi (consumers-behaviour pattern) dari para wisatawan. Para wisatawan tidak lagi terfokus ingin bersantai menikmati pemandangan indah sun-sea and sand, tetapi saat ini patternnya berubah ke tingkat wisata lebih tinggi. Mereka tetap santai tetapi juga menikmati produk juga kreasi budaya dan peninggalan sejarah serta nature atau eko-wisata dari suatu daerah atau negara.

Sebenarnya budaya dan peninggalan sejarah ini adalah inti dari kegiatan pariwisata Indonesia. Tanpa adanya budaya maka pariwisata akan terasa hambar dan kering, dan tidak akan memiliki daya tarik untuk dikunjungi. Oleh karena itu, perkembangan pariwisata di Indonesia terus berkembang, karena Indonesia adalah Negara yang penuh dengan beragam-ragam budaya dan peninggalan sejarah.

C. Contoh Sektor Pariwisata


Salah satu contoh budaya Papua

Contoh lainnya :


D. Kinerja Sektor Pariwisata

Sumber: Badan Pusat Statistik. *Angka Sementara **Sangat sementara

Kegiatan pariwisata sungguh memberi peranan berarti terhadap keseluruhan kinerja perekonomian Indonesia. Tahun 2007 menunjukkan dampaknya berupa nilai produksi total Rp 362,10 triliun, yang berarti 4,62 persen dari total produksi nasional Rp 7.840,57 trilliun. Menghasilkan nilai tambah sektoral Rp 169,67 triliun atau 4,29 persen dari PDB Indonesia yang bernilai Rp 3.957,40 trilliun. Mempekerjakan 5,22 juta orang sama dengan 5,22 persen dari lapangan kerja nasional yang 99,93 juta orang. Upah dan Gaji dihasilkan berjumlah Rp 53,88 trilliun sama dengan 4,43 persen dari total upah nasional yang berjumlah Rp 1.216,83 trilliun. Atau menghasilkan pajak Rp 6,31 trilliun yang berarti 4,09 persen dari total penerimaan pajak nasional Rp 154,31 trilliun.

Porsi kegiatan pariwisata Indonesia dalam ukuran ekonomi makro, semakin menunjukkan pula, betapa pariwisata di Indonesia sungguh perlu dibangun dan dikembangkan secara sistemik. Dalam posisi penghasilan devisa nasional, pariwisata tahun 2008 menempati tingkat ketiga setelah minyak dan gas bumi, kelapa sawit; tahun 2007 posisi kelima setelah minyak dan gas bumi, minyak kelapa sawit, karet olahan dan pakaian jadi. Tahun 2006 posisinya berada di tingkat keenam. Trend tersebut, yang tampak bergerak dalam pola yang sama hampir dua dasawarsa ini,memperlihatkan porsi pariwisata, selain daya tahan terhadap ekonomi yang bisa diandalkan, sekaligus mencerminkan potensi yang masih memerlukan optimalisasi pembangunan dan pengembangan pariwisata Indonesia.
Dalam rangka peningkatan ekspor, termasuklah pariwisata sebagai ekspor jasa dan peningkatan investasi.
(Arifin Hutabarat, Ekonomi Pariwisata, Sektor atau Sub Sektor).









E. Dampak dari Sektor Pariwisata
Porsi kegiatan pariwisata membawa dampak di tengah kegiatan ekonomi keseluruhan pada tahun 2007 terukur sebagai berikut:


(Sumber : Arifin Hutabarat, Ekonomi Pariwisata, Sektor atau Sub Sektor).




F. Strategi Pengembangan Sektor Pariwisata untuk Menanggulangi Kemiskinan
Untuk menghadapi kemiskinan, kita juga dapat berusaha lewat mengembangkan sector pariwisata. Oleh sebab itu perlu ada perubahan-perubahan yang signifikan agar sector pariwisata dapat lebih berkembang lagi kearah yang positif seperti :
• Perubahan peran Pemerintah dibidang kebudayaan dan pariwisata yang pada masa lalu berperan sebagai pelaksana pembangunan, saat ini lebih difokuskan hanya kepada tugas-tugas pemerintahan terutama sebagai fasilitator agar kegiatan pariwisata yang dilakukan oleh swasta dapat berkembang lebih pesat. Peran fasilitator disini dapat diartikan sebagai menciptakan iklim yang nyaman agar para pelaku kegiatan kebudayaan dan pariwisata dapat berkembang secara efisien dan efektif.
• Sub sektor pariwisata pun diharapkan dapat menggerakan ekonomi rakyat, karena dianggap sektor yang paling siap dari segi fasilitas, sarana dan prasarana dibandingkan dengan sektor usaha lainnya. Harapan ini dikembangkan dalam suatu strategi pemberdayaan masyarakat melalui pengembangan pariwisata yang berbasis kerakyatan atau community-based tourism development .
• Ada pula identifikasi adanya tiga kegiatan pariwisata yang dapat mendukung, yakni adventure travel , cultural travel dan ecotourism yang dikenal dengan konsep CBT.
Konsep ini di yakini oleh Bank Dunia bahwa peningkatan wisata adventure , ecology dan budaya akan mampu meningkatkan pendapatan masyarakat setempat dan sekitarnya sekaligus memelihara budaya, kesenian dan cara hidup masyarakat disekitarnya. Selain itu CBT akan melibatkan pula masyarakat dalam proses pembuatan keputusan, dan dalam perolehan bagian pendapatan terbesar secara langsung dari kehadiran para wisatawan. Sehingga dengan demikian CBT akan dapat menciptakan kesempatan kerja, mengurangi kemiskinan dan membawa dampak positif terhadap pelestarian lingkungan dan budaya asli setempat yang pada akhirnya diharapkan akan mampu menumbuhkan jati diri dan rasa bangga dari penduduk setempat yang tumbuh akibat peningkatan kegiatan pariwisata. Jadi sesungguhnya CBT adalah konsep ekonomi kerakyatan di sektor riil, yang langsung dilaksanakan oleh masyarakat dan hasilnyapun langsung dinikmati oleh mereka.
• Event-event pariwisata harus disusun secara konsisten sehingga dapat dijadikan acuan para pelaku pariwisata menjual ke berbagai pasar pariwisata dunia. Tanpa event yang tetap dan berkualitas maka akan sulit menarik pengunjung ke lokasi tersebut. Selain itu prasarana pariwisata pun harus ditingkatkan kualitasnya terutama yang terkait dengan kesehatan, kebersihan, keamanan dan kenyamanan.
(Sumber : Pengembangan Pariwisata Indonesia)

Dengan begitu, pariwisata Indonesia akan semakin berkualitas sehingga banyak wisatawan yang berkunjung yang pada akhirnya menambah penghasilan Negara Indonesia untuk menanggulangi kemiskinan yang semakin merajarela.

Bab III Penutup
G. Kesimpulan

Sebagai Rakyat Indonesia yang menginginkan adanya peningkatan penanggulangan kemiskinan, kita perlu mendukung pengembangan sector pariwisata ini. Peluangnya tidak kecil, melainkan besar karena Indonesia adalah Negara yang kaya akan kebudayaan dan peninggalan bersejarah yang banyak menarik wisatawan untuk berkunjung. Terus tingkatkan kinerja pengembangan sector pariwisata bagi peningkatan perekonomian Indonesia.


H. Kata Penutup

Demikian makalah ini saya buat. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua yang membacanya dan dapat mempeluas wawasan mengenai sector pariwisata. Apabila ada kesalahan atau kekeliruan dalam penyusunan makalah ini mohon dimaafkan. Terimakasih.



I. Daftar Pustaka

Hutabarat Arifin, Ekonomi Pariwisata Sektor atau Sub Sektor, http://traveltourismindonesia.wordpress.com/2009/06/13/ekonomi-pariwisata-sektor-atau-sub-sektor%E2%80%A6/ , 24 Mei 2010, pukul 16:25 WIB.

Pengembangan Pariwisata Indonesia, http://pariwisata.jogja.go.id/index/extra.detail/1689/pengembangan-pariwisata-indonesia.html, 25 Mei 2010, pukul 16:11 WIB.

Purnomo Kristianto, Sektor Pariwisata Ujung Tombak Perekonomian, http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2009/10/15/1756231/sektor.pariwisata.ujung.tombak.perekonomian, 24 Mei 2010, pukul 13.00 WIB.

Milenium Development Goals

Sasaran Pembangunan Millennium (bahasa Inggris : Millennium Development Goals atau disingkat dalam bahasa Inggris MDGs) adalah delapan tujuan yang diupayakan untuk dicapai pada tahun 2015 merupakan tantangan tantangan utama dalam pembangunan diseluruh dunia. Tantangan-tantangan ini sendiri diambil dari seluruh tindakan dan target yang dijabarkan dalam Deklarasi Milenium yang diadopsi oleh 189 negara dan ditandatangani oleh 147 kepala pemerintahan dan kepala negara pada saat Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Milenium di New York pada bulan September 2000.
Pada September 2000, Pemerintah Indonesia, bersama-sama dengan 189 negara lain, berkumpul untuk menghadiri Pertemuan Puncak Milenium di New York dan menandatangani Deklarasi Milenium. Deklarasi berisi sebagai komitmen negara masing-masing dan komunitas internasional untuk mencapai 8 buah sasaran pembangunan dalam Milenium ini (MDG), sebagai satu paket tujuan terukur untuk pembangunan dan pengentasan kemiskinan. Penandatanganan deklarasi ini merupakan komitmen dari pemimpin-pemimpin dunia untuk mengurangi lebih dari separuh orang-orang yang menderita akibat kelaparan, menjamin semua anak untuk menyelesaikan pendidikan dasarnya, mengentaskan kesenjangan jender pada semua tingkat pendidikan, mengurangi kematian anak balita hingga 2/3 , dan mengurangi hingga separuh jumlah orang yang tidak memiliki akses air bersih pada tahun 2015.

Apa yang dimaksud dengan Tujuan Pembangunan Milenium
(Millennium Development Goals)?

Tujuan Pembangunan Milenium (TPM) adalah serangkaian tujuan yang telah disepakati oleh para pemimpin dunia dalam KTT (Konferensi Tingkat Tinggi) Milenium pada September 2000. Tujuan Pembangunan Milenium adalah komitmen dari komunitas internasional terhadap pengembangan visi mengenai pembangunan; yang secara kuat mempromosikan pembangunan manusia sebagai kunci untuk mencapai pengembangan sosial dan ekonomi yang berkelanjutan dengan menciptakan dan mengembangkan kerjasama dan kemitraan global.
TPM mendorong pemerintah, lembaga donor dan organisasi masyarakat sipil di manapun untuk mengorientasikan kembali kerja-kerja mereka untuk mencapai target-target pembangunan yang spesifik, ada tenggat waktu dan terukur ke dalam 8 tujuan pembangunan milenium yaitu:
1. Menghapuskan tingkat kemiskinan dan kelaparan
Target untuk 2015:
Mengurangi setengah dari penduduk dunia yang berpenghasilan kurang dari 1 US$ sehari dan mengalami kelaparan.
2. Mencapai Pendidikan Dasar secara Universal
Target 2015:
Memastikan bahwa setiap anak laki dan perempuan mendapatkan dan menyelesaikan tahap pendidikan dasar.
3. Mendorong kesetaraan gender dan memberdayakan perempuan
Target 2005 dan 2015:
Mengurangi perbedaan dan diskriminasi gender dalam pendidikan dasar dan menengah terutama untuk tahun 2005 dan untuk semua tingkatan pada tahun 2015.
4. Mengurangi tingkat kematian anak
Target 2015:
Mengurangi tingkat kematian anak-anak usia di bawah 5 tahun hingga dua-pertiga
5. Meningkatkan Kesehatan Ibu
Target 2015:
Mengurangi rasio kematian ibu hingga 75% dalam proses melahirkan
6. Memerangi HIV/AIDS, malaria dan penyakit lainnya
Target 2015:
Menghentikan dan memulai pencegahan penyebaran HIV/AIDS dan gejala malaria dan penyakit berat lainnya.


7. Menjamin keberkelanjutan lingkungan
Target:
• Mengintegrasikan prinsip-prinsip pembangunan yang berkelanjutan dalam kebijakan setiap negara dan program serta merehabilitasi sumber daya lingkungan yang hilang
• Pada tahun 2015 mendatang diharapkan jumlah orang yang tidak memiliki akses air minum yang layak dikonsumsi berkurang setengahnya
• Pada tahun 2020 mendatang diharapkan dapat mencapai perbaikan kehidupan yang signifikan bagi sedikitnya 100 juta orang yang tinggal di daerah kumuh
8. Mengembangkan kemitraan global untuk pembangunan
Target:
• Mengembangkan lebih jauh lagi perdagangan terbuka dan sistem keuangan yang melibatkan komitmen terhadap pengaturan manajemen yang jujur dan bersih, pembangunan dan pengurangan tingkat kemiskinan secara nasional dan internasional.
• Membantu kebutuhan-kebutuhan khusus negara-negara tertinggal, dan kebutuhan khusus dari negara-negara terpencil dan kepulauan-kepulauan kecil.
• Secara komprehensif mengusahakan persetujuan mengenai masalah utang negara-negara berkembang.
• Mengembangkan usaha produktif yang baik dijalankan untuk kaum muda
• Dalam kerjasama dengan pihak swasta, membangun adanya penyerapan keuntungan dari teknologi-teknologi baru, terutama teknologi informasi dan komunikasi.





Kendala
Upaya pemerintah merealisasikan target millennium development goals (MDGs) 2015 diragukan. Pasalnya, pada saat yang sama pemerintah juga harus menanggung beban pembayaran utang yang sangat besar.
Direktur Eksekutif International NGO Forum on Indonesian Development (INFID) Don K Marut mengatakan, program-program MDGs seperti pendidikan, kemiskinan, kelaparan, kesehatan, lingkungan hidup, kesetaraan gender, dan pemberdayaan perempuan membutuhkan biaya yang cukup besar dan perubahan strategi dalam perencanaan dan pelaksanaan anggaran negara.
Pada tahun 2009, jumlah utang yang harus dibayar mencapai Rp97,7 triliun, dimana sekira USD6.407,38 juta atau Rp58,65 triliun dari jumlah tersebut adalah Utang Luar Negeri. Lalu pada tahun 2010, jumlah utang yang harus dibayarkan mencapai Rp84,11 triliun. Dari jumlah tersebut, Rp46,99 triliun (USD5.133,78 juta) adalah utang luar negeri.
Selanjutnya di tahun 2011, Indonesia harus mengeluarkan uang sebesar Rp81,55 triliun untuk membayar utang, sebesar Rp41,57 triliun atau USD4.541,47 juta untuk pembayaran utang luar negeri. Pada tahun 2012, utang yang harus dibayar, sebesar Rp83,31 trilliun, sekira Rp40,63 triliun atau USD4.438,94 juta merupakan utang luar negeri. Tahun 2013, Indonesia harus membayar utang sebesar Rp81,40 triliun, sebesar Rp41,10 triliun atau USD4.490,64 juta adalah utang luar negeri.
Pada tahun 2014, utang yang harus dibayar Indonesia, sebesar Rp76,39 triliun. Dari jumlah tersebut, utang luar negeri sejumlah Rp39,45 triliun atau sebesar USD4.310,14 juta. Sedangkan di tahun 2015, masih harus membayar kembali naik menjadi Rp81,54 triliun, sebesar Rp39,08 trilyun atau USD4.269,79 juta adalah utang luar negeri.
Jumlah pembayaran utang Indonesia, baru menurun secara drastis dari jumlah di tahun-tahun sebelumnya, pada tahun 2016, di mana beban pembayaran utangnya mencapai Rp66,70 triliun. Dengan melihat beban mengatasi kemiskinan dan mencapai tujuan pencapaian MDG di tahun 2015 serta beban pembayaran utang yang harus diambil dari APBN di tahun 2009-2015, besar kemungkinan Indonesia gagal dalam mencapai tujuan MDGs.



Kontroversi
Upaya Pemerintah Indonesia merealisasikan Sasaran Pembangunan Milenium pada tahun 2015 akan sulit karena pada saat yang sama pemerintah juga harus menanggung beban pembayaran utang yang sangat besar. Program-program MDGs seperti pendidikan, kemiskinan, kelaparan, kesehatan, lingkungan hidup, kesetaraan gender, dan pemberdayaan perempuan membutuhkan biaya yang cukup besar. Merujuk data Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang Departemen Keuangan, per 31 Agustus 2008, beban pembayaran utang Indonesia terbesar akan terjadi pada tahun 2009-2015 dengan jumlah berkisar dari Rp97,7 triliun (2009) hingga Rp81,54 triliun (2015) rentang waktu yang sama untuk pencapaian MDGs. Jumlah pembayaran utang Indonesia, baru menurun drastis (2016) menjadi Rp66,70 triliun. tanpa upaya negosiasi pengurangan jumlah pembayaran utang Luar Negeri, Indonesia akan gagal mencapai tujuan MDGs.
Menurut Direktur Eksekutif International NGO Forum on Indonesian Development (INFID) Don K Marut Pemerintah Indonesia perlu menggalang solidaritas negara-negara Selatan untuk mendesak negara-negara Utara meningkatkan bantuan pembangunan bukan utang, tanpa syarat dan berkualitas minimal 0,7 persen dan menolak ODA (official development assistance) yang tidak bermanfaat untuk Indonesia [5]. Menanggapi pendapat tentang kemungkinan Indonesia gagal mencapai tujuan MDGs apabila beban mengatasi kemiskinan dan mencapai tujuan pencapaian MDG di tahun 2015 serta beban pembayaran utang diambil dari APBN di tahun 2009-2015, Sekretaris Utama Menneg PPN/Kepala Bappenas Syahrial Loetan berpendapat apabila bisa dibuktikan MDGs tidak tercapai di 2015, sebagian utang bisa dikonversi untuk bantu itu. Pada tahun 2010 hingga 2012 pemerintah dapat mengajukan renegosiasi utang. Beberapa negara maju telah berjanji dalam konsesus pembiayaan (monetary consensus) untuk memberikan bantuan. Hasil kesepakatan yang didapat adalah untuk negara maju menyisihkan sekitar 0,7 persen dari GDP mereka untuk membantu negara miskin atau negara yang pencapaiannya masih di bawah. Namun konsensus ini belum dipenuhi banyak negara, hanya sekitar 5-6 negara yang memenuhi sebagian besar ada di Skandinavia atau Belanda yang sudah sampai 0,7 persen.

Kata Penutup

Demikian makalah ini saya buat. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua yang membacanya dan dapat mempeluas wawasan mengenai sasaran pembangunan millennium. Apabila ada kesalahan atau kekeliruan dalam penyusunan makalah ini mohon dimaafkan. Terimakasih.








Daftar Pustaka

• http://id.wikipedia.org/wiki/Sasaran_Pembangunan_Milenium
• http://dte.gn.apc.org/Aif36.htm
• http://economy.okezone.com/index.php/ReadStory/2008/09/25/20/149390/pencapain-target-mdgs-terkendala-beban-utang
• http://id.wikipedia.org/wiki/Sasaran_Pembangunan_Milenium#Kontroversi

Saturday, December 18, 2010

Yuuk Kita Berkoperasi :)

Masyarakat Indonesia di jaman sekarang ini mungkin dapat kita lihat sudah mengesampingkan kegiatan berkoperasi yang sebetulnya merupakan soko guru perekonomian bangsa Indonesia ini. Kebanyakan berpikir kalau anggota koperasi ialah orang-orang pedesaan yang hidupnya miskin dan mereka memerlukan bantuan modal usaha. Mengapa koperasi seringkali harus dipandang sebelah mata? Padahal begitu banyak manfaat yang dapat kita peroleh dari kita berkoperasi. Namun, apakah kita sudah mengetahui apa saja manfaat-manfaat itu yang dapat kita peroleh jika kita bergabung di dalam koperasi? Simak keuntungan berikut yuk.
Manfaat Menjadi Anggota Koperasi
Manfaat menjadi anggota koperasi dibagi menjadi 2 yaitu :
1. Keuntungan Ekonomis
a. Peningkatan Skala Usaha
Koperasi memberikan kesempatan kepada anggota untuk menjual atau membeli barang atau jasa secara bersama-sama, sehingga biaya yang timbul menjadi rendah
b. Pemasaran
Koperasi menampung hasil produksi anggota dan menjualnya ke pasar sehingga biaya yang dikeluarkan oleh setiap anggota menjadi lebih rendah dibanding menjual sendiri.
c. Pengadaan Barang dan Jasa
Koperasi menyediakan barang dan jasa kebutuhan anggota, sehingga memungkinkan anggota untuk mendapatkan barang dan jasa dalam jumlah yang baik dan harga yang murah

d. Fasilitas Kredit
Koperasi memberikan kemudahan bagi anggota yang membutuhkan fasilitas kredit dalam bentuk proses yang cepat, jaminan yang ringan dan bunga yang rendah. Hal ini dapat dilakukan karena anggota adalah pemodal (pemilik) yang sekaligus pengguna.
e. Pembagian Hasil Usaha
Sebagai anggota pembagian SHU dihitung berdasarkan transaksi dan partisipasi modal yang telah kita lakukan terhadap koperasi.
2. Keuntungan Sosial
a. Keuntungan Berkelompok .
Gerakan Koperasi memiliki potensi untuk mempengaruhi kebijakan ekonomi yang dikeluarkan oleh pengambil keputusan.
b. Pendidikan dan Pelatihan
Hal tersebut dapat meningkatkan pengetahuan, kesadaran dan ketentraman dalam berkoperasi.
c. Program Sosial lainnya
Agar terpupuk rasa kesetiakawanan antar anggota, maka koperasi dapat menyelenggarakan kegiatan asuransi, perumahan, jasa kesehatan, tunjangan hari tua dan lain sebagainya, jika koperasi sudah maju. Bagi Anda yang bekerja di sebuah perusahaan, pernahkah berpikir untuk tergabung menjadi anggota koperasi? Karena ternyata menjadi anggota koperasi memiliki banyak keuntungan. Menurut Hendri Hartopo, dalam bukunya Saya Beruntung Menjadi Karyawan, koperasi bisa menjadi tempat untuk berinvestasi bagi karyawan. Apakah itu investasi tidak langsung dalam bentuk simpanan, maupun investasi langsung dalam bentuk perusahaan. Dalam koperasi dikenal istilah SHU (Sisa Hasil Usaha) yang dalam perusahaan dikenal sebagai Deviden, imbal jasa atas modal. Dibawah ini ada beberapa keuntungan menjadi anggota koperasi yang bisa menyejahterakan Anda, sebagai berikut:
1. Anda memiliki investasi sehingga Anda dapat bekerja dengan lebih tenang karena memiliki investasi atau tabungan yang berkembang dan memiliki perusahaan yang dikelola oleh manajemen sendiri, dengan pasar atau konsumen yang sudah jelas dalam kelompok tertentu.
2. Koperasi bisa membebaskan Anda dari lilitan utang.
3. Koperasi bisa memberikan Anda tingkat bunga simpanan yang lebih besar.
4. Koperasi bisa menjadi tempat arisan.
5. Koperasi biasanya menjual barang dengan lebih murah.

Banyak sekali bukan keuntungan yang dapat kita peroleh dari berkoperasi? Selain kita sendiri mendapat keuntungan, kita pun juga ikut membantu mensejahterakan masyarakat jg Negara Indonesia ini. Jadi, tunggu apalagi? Mari kita bergabung di dalam kopersi dan menggalakannya, baik itu di sekolahmu, kampusmu, hingga lingkungan sekitarmu. Dukung terus eksistensi kopersi di Indonesia ini!

Sumber :
kennysiikebby.wordpress.com/2010/11/21/ayo-berkoperasi/