KATA PENGANTAR
Segala puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah menyertai saya hingga makalah ini selesai. Tanpa pernyertaanNya, saya tidak akan sanggup menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Makalah ini saya buat agar pembaca dapat menambah ilmu pengethuan dan memperluas wawasan tentang “ PERANAN SEKTOR PARIWISATA BAGI PEREKONOMIAN INDONESIA “ , dengan informasi – informasi yang saya dapatkan dari berbagai sumber. Banyak hal yang menjadi penghalang atau rintangan bagi saya dalam membuat makalah ini. Tetapi hal ini tidak membuat saya menyerah dalam menyusun makalah ini.
Makalah ini akan mengupas hal –hal yang berkaitan dengan Sektor Pariwisata di Indonesia, seperti bagaimana perkembangan sektor pariwisata Indonesia, contoh sektor pariwisata, kinerja sektor pariwisata, dampak dari sektor tersebut, dan bagaimana strategi pengembangan sektor pariwisata untuk menanggulangi kemiskinan di Indonesia.
Saya mengucapkan terimakasih kepada Ibu Yusye Milawaty sebagai dosen mata kuliah Perekonomian Indonesia yang telah membimbing saya dalam menyusun makalah ini.
Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat dan menambah wawasan bagi pembaca. Masih banyak kekurangan dalam makalah ini, oleh karena itu saya mohon kritik dan saran demi hasil yang lebih baik. Terima kasih.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
BAB II PEMBAHASAN
B. PERKEMBANGAN SEKTOR PARIWISATA INDONESIA
C. CONTOH SEKTOR PARIWISATA
D. KINERJA SEKTOR PARIWISATA
E. DAMPAK DARI SEKTOR PARIWISATA
F. STRATEGI PENGEMBANGAN SEKTOR PARIWISATA UNTUK MENANGGULANGI KEMISKINAN
BAB III PENUTUP
G. SIMPULAN
H. KATA PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
Bab I Pendahuluan
A. Latar Belakang
Bank Dunia, PBB, dan organisasi dunia lainnya sudah mengakui bahwa pariwisata adalah bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan sosial dan ekonomi manusia. Hal ini dirasakan oleh Negara-negara yang ada, termasuk Indonesia.
Kegiatan pariwisata Indonesia sungguhlah perlu dibangun dan dikembangkan secara sistemik jika kita tinjau dalam ukuran ekonomi makro.
Apalagi ekonom Faisal Basri pun pernah mengatakan “Sektor pariwisata akan menjadi ujung tombak perekonomian pada periode pemerintahan 2009-2014 mendatang”.
Melihat pengakuan di atas, tentunya membahas sektor pariwisata sangatlah penting dalam membangun perekonomian Indonesia.
Bab II Pembahasan
B. Perkembangan Sektor Pariwisata Indonesia
Pada tahun 1990-1996, Indonesia menikmati dampak dari meningkatnya pariwisata dunia. Sejak akhir tahun 1997 dimana badai krisis menerjang Indonesia, Indonesia melakukan revitalization dan positioning sector kegiatan pariwisata.
Jumlah wisatawan mancanegara saat ini pun semakin meningkat, bahkan telah terjadi perubahan pola konsumsi (consumers-behaviour pattern) dari para wisatawan. Para wisatawan tidak lagi terfokus ingin bersantai menikmati pemandangan indah sun-sea and sand, tetapi saat ini patternnya berubah ke tingkat wisata lebih tinggi. Mereka tetap santai tetapi juga menikmati produk juga kreasi budaya dan peninggalan sejarah serta nature atau eko-wisata dari suatu daerah atau negara.
Sebenarnya budaya dan peninggalan sejarah ini adalah inti dari kegiatan pariwisata Indonesia. Tanpa adanya budaya maka pariwisata akan terasa hambar dan kering, dan tidak akan memiliki daya tarik untuk dikunjungi. Oleh karena itu, perkembangan pariwisata di Indonesia terus berkembang, karena Indonesia adalah Negara yang penuh dengan beragam-ragam budaya dan peninggalan sejarah.
C. Contoh Sektor Pariwisata
Salah satu contoh budaya Papua
Contoh lainnya :
D. Kinerja Sektor Pariwisata
Sumber: Badan Pusat Statistik. *Angka Sementara **Sangat sementara
Kegiatan pariwisata sungguh memberi peranan berarti terhadap keseluruhan kinerja perekonomian Indonesia. Tahun 2007 menunjukkan dampaknya berupa nilai produksi total Rp 362,10 triliun, yang berarti 4,62 persen dari total produksi nasional Rp 7.840,57 trilliun. Menghasilkan nilai tambah sektoral Rp 169,67 triliun atau 4,29 persen dari PDB Indonesia yang bernilai Rp 3.957,40 trilliun. Mempekerjakan 5,22 juta orang sama dengan 5,22 persen dari lapangan kerja nasional yang 99,93 juta orang. Upah dan Gaji dihasilkan berjumlah Rp 53,88 trilliun sama dengan 4,43 persen dari total upah nasional yang berjumlah Rp 1.216,83 trilliun. Atau menghasilkan pajak Rp 6,31 trilliun yang berarti 4,09 persen dari total penerimaan pajak nasional Rp 154,31 trilliun.
Porsi kegiatan pariwisata Indonesia dalam ukuran ekonomi makro, semakin menunjukkan pula, betapa pariwisata di Indonesia sungguh perlu dibangun dan dikembangkan secara sistemik. Dalam posisi penghasilan devisa nasional, pariwisata tahun 2008 menempati tingkat ketiga setelah minyak dan gas bumi, kelapa sawit; tahun 2007 posisi kelima setelah minyak dan gas bumi, minyak kelapa sawit, karet olahan dan pakaian jadi. Tahun 2006 posisinya berada di tingkat keenam. Trend tersebut, yang tampak bergerak dalam pola yang sama hampir dua dasawarsa ini,memperlihatkan porsi pariwisata, selain daya tahan terhadap ekonomi yang bisa diandalkan, sekaligus mencerminkan potensi yang masih memerlukan optimalisasi pembangunan dan pengembangan pariwisata Indonesia.
Dalam rangka peningkatan ekspor, termasuklah pariwisata sebagai ekspor jasa dan peningkatan investasi.
(Arifin Hutabarat, Ekonomi Pariwisata, Sektor atau Sub Sektor).
E. Dampak dari Sektor Pariwisata
Porsi kegiatan pariwisata membawa dampak di tengah kegiatan ekonomi keseluruhan pada tahun 2007 terukur sebagai berikut:
(Sumber : Arifin Hutabarat, Ekonomi Pariwisata, Sektor atau Sub Sektor).
F. Strategi Pengembangan Sektor Pariwisata untuk Menanggulangi Kemiskinan
Untuk menghadapi kemiskinan, kita juga dapat berusaha lewat mengembangkan sector pariwisata. Oleh sebab itu perlu ada perubahan-perubahan yang signifikan agar sector pariwisata dapat lebih berkembang lagi kearah yang positif seperti :
• Perubahan peran Pemerintah dibidang kebudayaan dan pariwisata yang pada masa lalu berperan sebagai pelaksana pembangunan, saat ini lebih difokuskan hanya kepada tugas-tugas pemerintahan terutama sebagai fasilitator agar kegiatan pariwisata yang dilakukan oleh swasta dapat berkembang lebih pesat. Peran fasilitator disini dapat diartikan sebagai menciptakan iklim yang nyaman agar para pelaku kegiatan kebudayaan dan pariwisata dapat berkembang secara efisien dan efektif.
• Sub sektor pariwisata pun diharapkan dapat menggerakan ekonomi rakyat, karena dianggap sektor yang paling siap dari segi fasilitas, sarana dan prasarana dibandingkan dengan sektor usaha lainnya. Harapan ini dikembangkan dalam suatu strategi pemberdayaan masyarakat melalui pengembangan pariwisata yang berbasis kerakyatan atau community-based tourism development .
• Ada pula identifikasi adanya tiga kegiatan pariwisata yang dapat mendukung, yakni adventure travel , cultural travel dan ecotourism yang dikenal dengan konsep CBT.
Konsep ini di yakini oleh Bank Dunia bahwa peningkatan wisata adventure , ecology dan budaya akan mampu meningkatkan pendapatan masyarakat setempat dan sekitarnya sekaligus memelihara budaya, kesenian dan cara hidup masyarakat disekitarnya. Selain itu CBT akan melibatkan pula masyarakat dalam proses pembuatan keputusan, dan dalam perolehan bagian pendapatan terbesar secara langsung dari kehadiran para wisatawan. Sehingga dengan demikian CBT akan dapat menciptakan kesempatan kerja, mengurangi kemiskinan dan membawa dampak positif terhadap pelestarian lingkungan dan budaya asli setempat yang pada akhirnya diharapkan akan mampu menumbuhkan jati diri dan rasa bangga dari penduduk setempat yang tumbuh akibat peningkatan kegiatan pariwisata. Jadi sesungguhnya CBT adalah konsep ekonomi kerakyatan di sektor riil, yang langsung dilaksanakan oleh masyarakat dan hasilnyapun langsung dinikmati oleh mereka.
• Event-event pariwisata harus disusun secara konsisten sehingga dapat dijadikan acuan para pelaku pariwisata menjual ke berbagai pasar pariwisata dunia. Tanpa event yang tetap dan berkualitas maka akan sulit menarik pengunjung ke lokasi tersebut. Selain itu prasarana pariwisata pun harus ditingkatkan kualitasnya terutama yang terkait dengan kesehatan, kebersihan, keamanan dan kenyamanan.
(Sumber : Pengembangan Pariwisata Indonesia)
Dengan begitu, pariwisata Indonesia akan semakin berkualitas sehingga banyak wisatawan yang berkunjung yang pada akhirnya menambah penghasilan Negara Indonesia untuk menanggulangi kemiskinan yang semakin merajarela.
Bab III Penutup
G. Kesimpulan
Sebagai Rakyat Indonesia yang menginginkan adanya peningkatan penanggulangan kemiskinan, kita perlu mendukung pengembangan sector pariwisata ini. Peluangnya tidak kecil, melainkan besar karena Indonesia adalah Negara yang kaya akan kebudayaan dan peninggalan bersejarah yang banyak menarik wisatawan untuk berkunjung. Terus tingkatkan kinerja pengembangan sector pariwisata bagi peningkatan perekonomian Indonesia.
H. Kata Penutup
Demikian makalah ini saya buat. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua yang membacanya dan dapat mempeluas wawasan mengenai sector pariwisata. Apabila ada kesalahan atau kekeliruan dalam penyusunan makalah ini mohon dimaafkan. Terimakasih.
I. Daftar Pustaka
Hutabarat Arifin, Ekonomi Pariwisata Sektor atau Sub Sektor, http://traveltourismindonesia.wordpress.com/2009/06/13/ekonomi-pariwisata-sektor-atau-sub-sektor%E2%80%A6/ , 24 Mei 2010, pukul 16:25 WIB.
Pengembangan Pariwisata Indonesia, http://pariwisata.jogja.go.id/index/extra.detail/1689/pengembangan-pariwisata-indonesia.html, 25 Mei 2010, pukul 16:11 WIB.
Purnomo Kristianto, Sektor Pariwisata Ujung Tombak Perekonomian, http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2009/10/15/1756231/sektor.pariwisata.ujung.tombak.perekonomian, 24 Mei 2010, pukul 13.00 WIB.
No comments:
Post a Comment